Category 6

Distrust Parpol dan 4 Kategori Caleg

LEMBAGA Survei Nasional (LSN) pernah merilis bahwa telah terjadi kemerosotan kepercayaan (Distrust) publik terhadap partai politik (parpol). Menurut hasil survei LSN, ada empat penyababnya. Pertama, karena banyak anggota legislatif yang terlibat kasus korupsi. Kedua, anggota parpol yang bertugas sebagai legislatif kurang memiliki kepedulian terhadap berbagai masalah yang melanda bangsa. Ketiga, para aktifis partai cenderung pragmatis dalam menghadapi issu yang bersifat strategis. Keempat, tidak sedikit diantara mereka yang tersangkut kasus moral, seperti selingkuh dan narkoba.
 
Keempat penyebab anjloknya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik tersebut, telah jamak diketahui oleh publik melalui berita media. Jika pimpinan parpol dengan segenap pengurusnya tidak mengambil tindakan pembenahan secara serius dan tuntas, maka kita pun tidak bisa berharap banyak dalam rentan waktu 5 tahun kedepan. 

Dalam pada itu, kita pun belum menemukan titik cerah atas masa depan parpol untuk memperjuangkan nasib rakyat secara serius, profesional dengan totalitas pengabdian berdasarkan prinsip ideologi partai. Betapa tidak, hingga saat ini segenap parpol belum berhasil secara jujur dan terpercaya untuk meyakinkan kita, bahwa segenap calon legislatif (caleg) yang mereka usung, adalah kader-kader partai yang terbaik dan telah lolos uji publik.

Simak dan saksikanlah para caleg partai yang diusung partai-partai saat ini. Dan jika mencermati motif dan tipologi segenap caleg partai, maka paling tidak kita menemukan 4 (empat) kategori caleg. Pertama, caleg yang hanya cari hidup melalui partai. Mereka ini adalah para job seekers dengan mengadu peruntungan lewat partai.

Kedua, caleg yang sekedar mempertahankan hidupnya lewat partai. Kategori ini, biasanya dari yang berstatus mapan di masyarakat, baik sebagai pengusaha ataupun pekerja kelas menengah. Mereka masuk partai bukan karena motivasi idealisme ideologi partai, tetapi untuk tujuan kepentingan ekonomi. Mereka lebih mementingkan dirinya terlebih dahulu, dari pada rakyat yang mengharapkan dibela dan diperjuangkan nasibnya.

Ketiga, menikmati hidup lewat partai. Kategori ini, biasanya berasal dari para elit pengurus partai. Mereka telah merasakan nikmatnya sebagai elit partai dengan status legislator yang dilengkapi fasilitas negara dan hak-hak protokoler. Ketika diperhadapkan terhadap pilihan antara menderita karena membela rakyat atau hidup mewah dengan fasilitas negara tanpa harus vokal dan kritis, maka biasanya, mereka memilih opsi terakhir.

Keempat, aktivis partai yang memang telah bertekad untuk mempersembahkan hidupnya untuk rakyat melalui partai politik yang telah dipilihnya sebagai alat perjuangan. 

Dari keempat kategori caleg dan aktifis parpol tersebut, kita berharap semoga kategori keempat yang banyak terpilih diajang Pemilihan Legislatif kelak. 
Tetapi tampaknya, kategori keempat ini, jumlahnya tidak terlalu banyak. Mereka seolah telah menjadi elit Minoritas di kalangan partai. Mereka semakin tersingkirkan oleh maraknya praktik politik uang dan pragmatisme politik transaksional antara masyarakat pemilih dengan sejumlah caleg.
Kita tentu sudah bisa membayangkan kemana negara ini diarahkan manakala yang memenangkan konsentrasi pemilu Legislatif nanti, ternyata lebih banyak dimenangkan oleh kelompok politisi yang berkategori 1,2 dan 3. Lantas siapa yang harus disalahkan dan dimintai tanggung jawab manakala dunia politik kita kelak justru tambah suram? Jangan tanya pada rumput yang bergoyang, tetapi tanyalah pada diri kita masing-masing.
Share on Google Plus

About cmiNk

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar