Category 6

Soppeng Kota Kalong

Soppeng, merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi bagian selatan daerah bugis yang berpenduduk kurang lebih 250.000 jiwa ini memiliki beberapa keunikan, salah satu diantaranya yaitu banyaknya Kalong atau Kelelawar yang bergelantungan di pohon layaknya buah yang bergelantungan pada pohonnya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kelelawar berkembangbiak di tempat yang gelap. Akan tetapi, di Soppeng kelelawar-kelelawar ini beranak pinak di pohon tersebut. Lebih uniknya lagi kelelawar ini hanya bergelantungan pada pohon yang ada di Pusat Kota SOPPENG bukan desa ataupun di lurah.
Beberapa warga setempat beranggapan bahwa jikalau orang dari luar daerah yang berkunjung ke Soppeng dan kemudian dijatuhi kotoran kelelawar maka dia akan mendapat jodoh orang asli Soppeng. Dan jikalau dia dikencingi maka orang tersebut akan meninggal di Kota Soppeng, unikkan Kota Soppeng. Jadi jangan salah jika Kab. Soppeng berpenduduk banyak, anggap saja kalau tiap wisatawan yang berkunjung dijatuhi kotoran kelelawar menikah dengan penduduk asli Soppeng. 
Selain itu Soppeng juga memiliki lokasi wisata yang tidak kalah indahnya dengan daerah lain di luar pulau sulawesi, permandian Air Panas Lejja. Lokasi wisata ini terletak jauh dari pusat kota Soppeng dengan jarak tempuh selama kurang lebih 45 menit. Permandian air panas Lejja merupakan permandian air panas yang memiliki suhu sekitar 60o C dan memiliki kandungan sulfur 1,5% yang berkhasiat menyembuhkan penyakit rematik dan gatal-gatal, itulah mengapa berbagai orang baik dari luar daerah maupun dalam daerah berdatangan. Akan tetapi beberapa masyarakat Soppeng yang masih percaya pada mitos, kerap kali berkunjung ke Lejja hanya untuk menjadikan pepohonan yang berada di sekitar permandian sebagai tempat untuk melakukan niat, seperti : meminta jodoh, dimana mereka menggantung plastik atau kaleng di pepohonan untuk dijadikan simbol pengharapan agar niatnya terkabul dan jika memang niatnya tersebut tercapai maka mereka akan kembali untuk melepaskan plastik atau kaleng tadi. Mitos ini sampai sekarang masih berlaku bahkan aktifitas ini semakin mendarahdaging pada warga setempat.
Setelah puas berkeliling menikmati keindahan Alam permandian air panas lejja Kabupaten Soppeng selama beberapa menit, penulis melanjutkan perjalanan ke pusat kota Watangsoppeng tanpa lupa untuk berkunjung ke permandian mata air Ompo yang letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota Watangsoppeng. permandian alam Ompo tidak lain adalah permandian yang sumber airnya yang bersih dan jernih, sehingga banyak warga setempat yang mengambil air tersebut untuk dimasak dan dijadikan air minum sehari-harinya. Jika permandian air panas lejja dijadikan sebagai tempat untuk melakukan niat maka permandian alam Ompo dijadikan sebagai tempat bertemunya dua pasang anak manusia untuk mengadu kasih sayang. Hal ini dikarenakan di sekitar permandian terdapat danau buatan yang berisikan ikan dan air tawar tentunya yang dapat dijadikan tempat untuk memancing. Selain itu, juga terdapat lahan luas dimana warga setempat biasanya menjadikan lahan tersebut sebagai pasar malam atau tempat untuk berkemah bagi anak sekolah pada peringatan 17 Agustus. Sama halnya dengan permandian alam Citta juga merupakan sumber mata air permandian yang selain dijadikan sebagai tempat permandian juga dijadikan tempat untuk melakukan aktifitas masyarakat setempat.
Dan sekarang sampailah saya di pusat kota Soppeng kota Kalong (Kelelawar), tak lupa penulis menyempatkan diri untuk menikmati segelas kopi panas di Cafe Damai Jl. Kemakmuran untuk menghilangkan rasa ngantuk setelah melakukan perjalanan yang cukup lama. Setelah puas menikmati keindahan kota soppeng, akhirnya tibalah saatnya penulis untuk kembali. Itulah beberapa keunikan serta lokasi wisata di Kabupaten Soppeng, mudah-mudahan semua kekayaan alam tersebut dapat terjaga kelangsungannya.
Share on Google Plus

About cmiNk

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar